Cara Menghitung Turnover Karyawan Perbulan, Pertahun dan Rumusnya

Mustakim ID

Cara Menghitung Turnover Karyawan Perbulan, Pertahun dan Rumusnya
Cara Menghitung Turnover Karyawan Perbulan, Pertahun dan Rumusnya

Tingkat turnover karyawan di Indonesia pada tahun 2024 mencapai rata-rata 15,2% per tahun menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. Angka ini menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 7 karyawan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan mereka setiap tahunnya.

Fenomena ini tentu menjadi perhatian serius bagi para HR manager dan pemimpin perusahaan, karena turnover yang tinggi dapat mengakibatkan kerugian finansial hingga miliaran rupiah akibat biaya rekrutmen, pelatihan, dan kehilangan produktivitas.

Memahami cara menghitung turnover karyawan dengan tepat menjadi kunci utama dalam mengelola sumber daya manusia secara efektif.

Dengan perhitungan yang akurat, kamu dapat mengidentifikasi masalah internal, merancang strategi retensi yang tepat sasaran, dan mengoptimalkan investasi pada pengembangan karyawan.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif mulai dari definisi turnover adalah hingga strategi mengurangi tingkat perpindahan karyawan di perusahaan.

Apa Itu Turnover Karyawan?

Turnover adalah istilah yang merujuk pada tingkat pergantian karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Konsep ini mengukur seberapa sering karyawan meninggalkan perusahaan dan digantikan oleh karyawan baru. Turnover karyawan dapat terjadi karena berbagai alasan, mulai dari pengunduran diri sukarela hingga pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan.

Secara sederhana, turnover adalah indikator yang menunjukkan stabilitas tenaga kerja dalam suatu organisasi.

Ketika turnover tinggi, hal ini mengindikasikan adanya masalah dalam manajemen sumber daya manusia, kepuasan kerja, atau kondisi kerja yang kurang kondusif.

Sebaliknya, turnover yang terlalu rendah juga dapat menandakan kurangnya dinamika dan inovasi dalam organisasi.

Dalam konteks bisnis modern, memahami turnover adalah langkah fundamental untuk mengoptimalkan kinerja organisasi.

Data turnover memberikan wawasan berharga tentang kesehatan organisasi dan membantu manajemen dalam mengambil keputusan strategis terkait pengelolaan sumber daya manusia.

Rumus Turnover Karyawan Menurut Para Ahli

Rumus turnover karyawan menurut para ahli telah berkembang seiring dengan kompleksitas dunia kerja modern.

Menurut Dr. John Sullivan, pakar HR dari San Francisco State University, rumus dasar turnover dihitung dengan membagi jumlah karyawan yang keluar dengan rata-rata jumlah karyawan dalam periode tertentu, kemudian dikalikan 100%.

Rumus Dasar Turnover:

Turnover Rate = (Jumlah Karyawan Keluar ÷ Rata-rata Jumlah Karyawan) × 100%

Sementara itu, menurut Dave Ulrich, profesor dari University of Michigan dan konsultan HR terkemuka, rumus turnover karyawan menurut para ahli dapat dimodifikasi berdasarkan jenis turnover yang ingin dianalisis. Untuk turnover sukarela, rumusnya menjadi:

Rumus Turnover Sukarela:

Voluntary Turnover Rate = (Jumlah Karyawan Resign ÷ Total Karyawan Awal Periode) × 100%

Kevin Kruse, CEO LEADx dan penulis buku manajemen SDM, menyarankan penggunaan rumus turnover karyawan menurut para ahli yang lebih komprehensif dengan mempertimbangkan faktor waktu:

Rumus Turnover Terannualisasi:

Annualized Turnover = (Jumlah Separasi ÷ Rata-rata Headcount) × (12 ÷ Bulan Periode) × 100%

Cara Menghitung Turnover Karyawan Bulanan

Cara menghitung turnover karyawan bulanan merupakan metode yang paling praktis untuk monitoring rutin kondisi SDM perusahaan. Perhitungan bulanan memberikan gambaran real-time tentang tren perpindahan karyawan dan memungkinkan intervensi cepat jika diperlukan.

Cara menghitung turnover karyawan bulanan dimulai dengan mengumpulkan data karyawan yang keluar dalam satu bulan tertentu. Data ini mencakup karyawan yang resign, diberhentikan, atau pensiun dalam periode tersebut. Selanjutnya, kamu perlu menghitung rata-rata jumlah karyawan aktif selama bulan tersebut.

Langkah-langkah cara menghitung turnover karyawan bulanan:

  1. Identifikasi Jumlah Karyawan Keluar Catat semua karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam bulan tersebut, termasuk alasan kepergian mereka untuk analisis lebih mendalam.
  2. Hitung Rata-rata Karyawan Aktif Jumlahkan karyawan di awal bulan dengan karyawan di akhir bulan, kemudian bagi dua untuk mendapatkan rata-rata.
  3. Terapkan Rumus Turnover Bulanan Turnover Bulanan = (Karyawan Keluar ÷ Rata-rata Karyawan) × 100%

Contoh Perhitungan: Perusahaan XYZ memiliki 200 karyawan di awal Januari dan 195 karyawan di akhir Januari. Selama Januari, 8 karyawan mengundurkan diri.

  • Rata-rata karyawan = (200 + 195) ÷ 2 = 197.5 karyawan
  • Turnover Januari = (8 ÷ 197.5) × 100% = 4.05%

Cara Menghitung Turnover Karyawan Per Tahun

Cara menghitung turnover karyawan per tahun memberikan perspektif yang lebih komprehensif tentang stabilitas tenaga kerja dalam jangka panjang. Metode tahunan ini sangat berguna untuk perencanaan strategis dan benchmarking dengan industri sejenis.

Cara menghitung turnover karyawan per tahun dapat dilakukan dengan dua pendekatan utama. Pertama, menggunakan data kumulatif selama 12 bulan penuh. Kedua, mengannualisasi data periode yang lebih pendek untuk proyeksi tahunan.

Metode Perhitungan Tahunan Lengkap:

Cara menghitung turnover karyawan per tahun dengan metode ini memerlukan data lengkap selama satu tahun kalender. Rumusnya adalah:

Annual Turnover Rate = (Total Karyawan Keluar Setahun ÷ Rata-rata Karyawan Setahun) × 100%

Langkah-langkah detail:

  1. Kumpulkan Data Tahunan Catat semua karyawan yang keluar dari Januari hingga Desember, termasuk kategori voluntary dan involuntary turnover.
  2. Hitung Rata-rata Karyawan Tahunan Jumlahkan headcount setiap akhir bulan selama 12 bulan, kemudian bagi 12.
  3. Analisis Tren Bulanan Identifikasi pola turnover untuk memahami faktor musiman atau siklus bisnis yang mempengaruhi perpindahan karyawan.

Contoh Perhitungan Tahunan: PT ABC selama tahun 2024:

  • Total karyawan keluar: 45 orang
  • Rata-rata karyawan per bulan: 300 orang
  • Annual turnover = (45 ÷ 300) × 100% = 15%

Contoh Laporan Turnover Karyawan

Contoh laporan turnover karyawan yang efektif harus mencakup berbagai dimensi analisis untuk memberikan insights yang actionable bagi manajemen. Laporan yang baik tidak hanya menyajikan angka, tetapi juga konteks dan rekomendasi strategis.

Struktur Contoh Laporan Turnover Karyawan:

1. Executive Summary

Bagian ini menyajikan ringkasan tingkat turnover secara keseluruhan, perbandingan dengan periode sebelumnya, dan highlight utama dari analisis yang dilakukan.

2. Turnover Rate by Department

Contoh laporan turnover karyawan harus menampilkan breakdown per departemen untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian khusus:

  • Sales Department: 22% (di atas rata-rata industri 18%)
  • IT Department: 12% (sesuai standar industri)
  • Finance Department: 8% (di bawah rata-rata)
  • HR Department: 15% (normal)

3. Analisis Voluntary vs Involuntary Turnover

Dalam contoh laporan turnover karyawan, pisahkan antara karyawan yang resign sendiri dengan yang diberhentikan:

  • Voluntary Turnover: 70% dari total turnover
  • Involuntary Turnover: 30% dari total turnover

4. Exit Interview Analysis

Rangkum alasan utama karyawan meninggalkan perusahaan berdasarkan wawancara keluar:

  • Kompensasi tidak kompetitif: 35%
  • Kurang pengembangan karir: 28%
  • Work-life balance buruk: 20%
  • Konflik dengan atasan: 17%

5. Cost Impact Analysis

Hitung biaya finansial turnover termasuk rekrutmen, training, dan loss productivity untuk memberikan perspektif bisnis yang konkret.

Turn Over Karyawan yang Ideal

Turn over karyawan yang ideal bervariasi tergantung industri, ukuran perusahaan, dan tahap perkembangan organisasi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang sehat memiliki turnover rate antara 10-15% per tahun.

Menurut Society for Human Resource Management (SHRM), turn over karyawan yang ideal untuk berbagai industri adalah:

1. Industri Teknologi

Turn over karyawan yang ideal di sektor teknologi berkisar 13-15% per tahun. Angka ini lebih tinggi karena dinamika industri yang cepat dan mobilitas talent yang tinggi.

2. Manufaktur

Sektor manufaktur memiliki target turn over karyawan yang ideal sekitar 8-12% per tahun, mengingat investasi training yang signifikan dan kebutuhan akan stabilitas operasional.

3. Retail dan Hospitality

Industri ini umumnya memiliki turn over karyawan yang ideal antara 15-20% karena karakteristik pekerjaan yang bersifat seasonal dan entry-level positions yang tinggi.

4. Financial Services

Sektor keuangan menargetkan turn over karyawan yang ideal di kisaran 8-10%, mengingat regulasi ketat dan kebutuhan akan expertise yang mendalam.

Faktor yang Mempengaruhi Turnover Ideal:

  • Ukuran perusahaan (startup vs korporat)
  • Siklus bisnis dan musiman
  • Level posisi (entry level vs senior management)
  • Strategi growth perusahaan

Cara Menghitung Turn Over

Cara menghitung turn over secara akurat memerlukan pemahaman mendalam tentang berbagai metodologi dan konteks bisnis. Setiap metode perhitungan memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami sebelum implementasi.

Metode Standar Cara Menghitung Turn Over:

1. Simple Turnover Rate

Cara menghitung turn over yang paling dasar menggunakan rumus:

Turnover Rate = (Separations ÷ Average Employment) × 100

2. Cohort Turnover Analysis

Metode ini mengelompokkan karyawan berdasarkan tanggal mulai kerja dan menganalisis tingkat retensi setiap cohort:

Cohort Survival Rate = (Karyawan Bertahan ÷ Total Karyawan Cohort) × 100%

3. Rolling 12-Month Turnover

Cara menghitung turn over dengan perspektif dinamis yang selalu update setiap bulan:

Rolling Turnover = (Total Separasi 12 Bulan Terakhir ÷ Current Headcount) × 100%

Pertimbangan Khusus dalam Perhitungan:

  • Seasonal adjustments untuk bisnis dengan fluktuasi musiman
  • Exclusion of layoffs untuk fokus pada voluntary turnover
  • Department-specific calculations untuk analisis yang lebih granular

Jenis-Jenis Turnover Karyawan Di Perusahaan

Memahami berbagai jenis turnover karyawan sangat penting untuk merancang strategi retensi yang tepat. Setiap jenis memiliki karakteristik, penyebab, dan solusi yang berbeda.

1. Voluntary Turnover

Jenis turnover ini terjadi ketika karyawan memutuskan sendiri untuk meninggalkan perusahaan. Biasanya didorong oleh faktor internal seperti ketidakpuasan kerja, kompensasi yang tidak memadai, atau kurangnya peluang pengembangan karir.

2. Involuntary Turnover

Turnover yang diinisiasi oleh perusahaan karena berbagai alasan seperti poor performance, pelanggaran kebijakan, atau restructuring organisasi. Meskipun sometimes necessary, jenis ini tetap perlu dikelola dengan baik.

3. Functional Turnover

Perpindahan karyawan yang memberikan manfaat bagi organisasi, misalnya keluarnya low performer atau karyawan yang tidak fit dengan kultur perusahaan. Jenis turnover ini sebenarnya positif untuk kesehatan organisasi.

4. Dysfunctional Turnover

Kebalikan dari functional turnover, ini terjadi ketika high performer atau karyawan kunci meninggalkan perusahaan. Dampaknya sangat merugikan karena hilangnya talent terbaik.

5. Avoidable vs Unavoidable Turnover

  • Avoidable: Turnover yang bisa dicegah melalui intervensi manajemen
  • Unavoidable: Turnover karena faktor eksternal seperti relokasi, pensiun, atau kondisi keluarga

6. Internal vs External Turnover

  • Internal: Perpindahan dalam organisasi (promosi, transfer)
  • External: Karyawan benar-benar meninggalkan perusahaan

Dampak dari Turnover Karyawan

Turnover karyawan memberikan dampak multidimensional terhadap organisasi, mulai dari aspek finansial hingga budaya kerja. Memahami berbagai dampak ini penting untuk justifikasi investasi dalam program retensi.

1. Dampak Finansial Langsung

Biaya langsung turnover mencakup:

  • Recruitment costs (advertising, screening, interviewing)
  • Onboarding expenses (training, orientation, administrative)
  • Separation costs (exit interviews, administrative processing)

Penelitian menunjukkan bahwa biaya mengganti satu karyawan berkisar antara 50-200% dari gaji tahunan karyawan tersebut, tergantung level dan kompleksitas posisi.

2. Dampak Operasional

  • Penurunan Produktivitas: Period pembelajaran karyawan baru typically membutuhkan 3-6 bulan untuk mencapai full productivity
  • Disruption Workflow: Kekosongan posisi mengganggu proses kerja tim dan dapat menyebabkan bottleneck
  • Knowledge Loss: Kehilangan institutional knowledge dan expertise yang sulit digantikan

3. Dampak Psikologis dan Sosial

  • Morale Karyawan: Turnover tinggi dapat menurunkan semangat kerja karyawan yang tersisa
  • Beban Kerja Berlebih: Karyawan existing harus menanggung additional responsibilities
  • Trust Issues: Karyawan mulai mempertanyakan stabilitas perusahaan

4. Dampak Strategis Jangka Panjang

  • Employer Branding: Reputation sebagai tempat kerja yang tidak stabil
  • Competitive Disadvantage: Kehilangan talent ke kompetitor
  • Innovation Slowdown: Disrupted continuity menghambat inovasi dan improvement

5. Dampak pada Customer Experience

  • Service Quality: Penurunan kualitas layanan karena inexperienced staff
  • Relationship Continuity: Gangguan pada relationship building dengan klien
  • Brand Perception: Customer confidence dapat terpengaruh

Tips Mengurangi Turnover Karyawan Di Perusahaan

Mengurangi turnover karyawan memerlukan pendekatan holistik yang menyentuh berbagai aspek employee experience. Berikut strategi comprehensive yang telah terbukti efektif:

1. Competitive Compensation and Benefits

Pastikan compensation package tetap kompetitif dengan melakukan regular market survey. Total rewards tidak hanya gaji pokok, tetapi juga benefits, bonus, dan non-monetary rewards yang valuable bagi karyawan.

2. Career Development Programs

  • Individual Development Plans: Buat roadmap karir yang jelas untuk setiap karyawan
  • Skills Training: Investasi dalam upskilling dan reskilling programs
  • Mentoring Systems: Paired experienced employees dengan junior staff
  • Leadership Pipeline: Succession planning yang transparan

3. Work-Life Balance Initiatives

  • Flexible Working Arrangements: Remote work, hybrid model, atau flexible hours
  • Wellness Programs: Mental health support, fitness facilities, stress management
  • Family-Friendly Policies: Parental leave, childcare support, family events

4. Strong Leadership and Management

  • Manager Training: Equip supervisors dengan people management skills
  • Regular Feedback: Implement structured performance review dan continuous feedback
  • Recognition Programs: Celebrate achievements dan acknowledge contributions
  • Open Communication: Create channels untuk employee voice dan concerns

5. Cultural Transformation

  • Values Alignment: Ensure organizational values reflected dalam daily practices
  • Inclusive Environment: Promote diversity, equity, dan inclusion initiatives
  • Team Building: Foster collaboration dan positive relationships
  • Innovation Culture: Encourage creativity dan calculated risk-taking

6. Improved Recruitment and Onboarding

  • Better Job Matching: Thorough assessment untuk culture fit dan skills alignment
  • Realistic Job Previews: Honest communication tentang role expectations
  • Comprehensive Onboarding: Structured program untuk smooth integration
  • Buddy System: Assign mentor untuk new hires

7. Exit Interview Analysis

  • Systematic Data Collection: Standardized exit interview process
  • Root Cause Analysis: Identify patterns dan underlying issues
  • Action Planning: Convert insights menjadi concrete improvement initiatives
  • Follow-up Tracking: Monitor effectiveness dari implemented changes

FAQ

Berapa turnover rate yang dianggap normal untuk perusahaan?

Turnover rate normal bervariasi per industri. Umumnya, 10-15% per tahun dianggap sehat untuk kebanyakan industri. Teknologi biasanya 13-15%, manufaktur 8-12%, dan retail bisa 15-20%.

Apakah turnover 0% itu baik untuk perusahaan?

Tidak selalu. Turnover 0% bisa mengindikasikan kurangnya dinamika, inovasi, atau mobility opportunities. Sedikit turnover (5-10%) sebenarnya sehat untuk refreshing talent pool.

Bagaimana cara menghitung turnover untuk karyawan kontrak?

Untuk karyawan kontrak, hitung hanya mereka yang kontraknya berakhir sebelum waktunya (early termination). Kontrak yang selesai sesuai jadwal tidak dihitung sebagai turnover.

Kapan waktu terbaik untuk menghitung turnover tahunan?

Idealnya gunakan tahun kalender (Januari-Desember) untuk konsistensi. Namun, bisa juga menggunakan fiscal year perusahaan jika lebih align dengan business cycle.

Apakah karyawan yang pensiun dihitung dalam turnover?

Ya, retirement termasuk dalam total turnover calculation, tetapi biasanya dipisahkan dalam kategori “natural turnover” untuk analisis yang lebih akurat.

Bagaimana cara menghitung turnover untuk perusahaan yang baru berdiri?

Untuk startup atau perusahaan baru, gunakan monthly atau quarterly turnover rate karena annual data belum sufficient. Focus pada trend dan pattern recognition.

Kesimpulan

Mengurangi turnover karyawan merupakan investasi strategis yang dapat memberikan ROI significant dalam jangka panjang.

Dengan memahami cara menghitung turnover karyawan yang tepat, perusahaan dapat mengidentifikasi problem areas dan merancang solusi yang targeted dan efektif.

Implementasi strategi retensi yang comprehensive – mulai dari competitive compensation, career development, work-life balance, hingga cultural transformation – akan menciptakan environment di mana karyawan merasa valued, engaged, dan motivated untuk bertahan dan berkembang bersama perusahaan.

Remember bahwa mengurangi turnover bukan hanya tentang cost saving, tetapi juga tentang building sustainable competitive advantage melalui engaged dan committed workforce. Investasi dalam people retention adalah investasi dalam future success perusahaan.

"Ingin dibuatkan konten artikel seperti ini? Order di sini yuk!"

Tags

Related Post

Order artikel SEO di Hallokim sekarang! Ada promo menarik hari ini!